Foto Performa jagung di lahan tenant Inbis Balittra
Selasa (07-07-2020), pagi yang cerah dan sejuk itu mengantar Tim RDHP Inkubator Bisnis (Inbis) Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), menuju kota “bahalap” Marabahan tepatnya Desa Anjir Talaran Baru, Kabupaten Barito Kuala. Keberangkatan ini bertujuan untuk mengunjungi salah satu petani yang merupakan tenant dalam kegiatan Inbis , untuk dapat dinobatkan sebagai seorang pebisnis muda. Petani muda milenial itu bernama Piton Renaldi. Mas Piton begitu orang-orang menyapanya, seorang pekerja keras yang terbuka dengan teknologi baru dan sangat ramah.
Menurut penanggung jawab RDHP ini BapaK Dr. Mawardi, lahan yang dikelola untuk kegiatan Inbis ini seluas 1,0 ha. Komoditas yang ditanam adalah jagung dengan teknologi tanam zigzag, penggunaan fosfat alam, dan saluran kemalir. Hasil kerja keras mas Piton ini, telah merubah padang gulma dengan genangan air disana sini, menjadi padang jagung, berwarna hijau, yang bervigor tinggi, dengan skor pertumbuhan genaratif sangat baik (1). Sungguh pertumbuhan tanaman yang sempurna. Menurut Piton dari pengalaman dia bertanam jagung selama ini, kalau melihat performa pertumbuhan tanaman jagung di lapangan, dia memprediksi hasil yang akan dicapai nanti minimal 7,0 ton/ha. Kami berharap semoga tercapai hasil panen bersih seperti prediksinya, atau mungkin bisa lebih.
Pada hari itu diselenggarakan juga pertemuan dengan gapoktan dan BPP Marabahan. Hadir ketua gabungan kelompok tani Bapak Eko. Beliau menandaskan bahwa daerah Talaran ini merupakan sentra produksi jagung untuk wilayah kabupaten Barito Kuala, para petani sudah familiar dengan budidaya jagung, khususnya jagung pakan ternak dan masalah pemasaran tidak ada kendala, karena ada pengusaha jagung dari kabupaten Tanah Laut yang siap menampung hasil panen.
Masih menjadi kendala samapi saat ini adalah masalah panen dan pasca panen, karena panen tongkol di lahan dan pemipilan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar. Salah satu ibu rumah tangga berkomentar, kalau sudah tiba masa panen, ibu ibu harus siap memipil biji dari tongkol jagung, agar kwalitas pipilan terjamin. Pemipilan yang mereka lakukan masih manual menggunakan tangan, tanpa alat, ini sangat merepotkan katanya. Jadi selama ini untuk panen dan pasca panen semuanya masih manual, belum tersentuh mekanisasi.
Kepala BPP Marabahan, menginformasikan bahwa akan direncanakan “Panen Raya dan Temu lapang” di lahan Piton sang petani milenial. Panen raya nanti akan mengundang orang nomer satu di kabupaten Batola (Bupati) serta para pejabat di wilayah tingkat II tersebut . Mereka berharap pada tim Inbis Balittra, agar dalam acara panen tersebut dapat difasilitasi untuk dilakukan secara mekanisasi, dengan menggunakan alat panen combine harvester modifikasi untuk jagung. (M. Saleh/Vika M)
#RawaBisa, #iniBalittra, #PetaniMilenial, #InbisJagung